Globegain; gudangnya rebate

 rebate globegain, update rebate semua broker terbaik ada disini klik disini

Manajemen Resiko

Ulasan tentang manajemen resiko dalam trading bursa berjangka, baik itu forex, komoditi maupun index saham, mestinya diletakkan di awal pembahasan. Hal itu karena manajemen resiko (menurut saya) lebih penting dari system trading itu sendiri. Sebagus apapun system trading yang kita miliki jika tidak memiliki manajemen resiko yang baik tidak akan bertahan lama dalam perdagangan ini. Lalu kenapa ulasan tentang manajemen resiko ini justru saya tulis belakangan?, itu karena saya kesulitan menjelaskannya tanpa dipaparkan terlebih dahulu system tradingnya. Jadi lebih tepatnya, manajemen resiko yang saya tulis ini adalah merupakan manajemen resiko dari system trading SnR yang sudah saya posting sebelumnya. Jadi manajemen resiko dalam postingan kali ini belum tentu juga sesuai untuk diterapkan dalam system trading yang berbeda.

Dalam berdagang, tentu yang kita harapkan adalah keuntungan atau profit. Namun tidak ada satu bisnis pun dimuka bumi ini yang bebas dari resiko, apalagi dalam forex, yang pergerakkan harganya sangat fluktuatif. Dalam forex, peluang memperoleh keuntungan dari selisih harga jual dan beli sangat besar, tapi juga memiliki resiko yang sangat besar. Orang-orang biasa menyebutnya hight risk hight return. Nah disinilah pentingnya kita mengatur management money yang kuat untuk meminimalisir resiko dan memaksimalkan keuntungan atau profit.

Jujur saja, saya sangat terkesan dengan management money yang di ajarkan oleh pak samibegood dalam forum trading forex yang beliau asuh. Management money tersebut mengajarkan agar kita trading pada set up yang probilitas keuntungan lebih besar dari resiko, minimal 1:2. Sederhananya, jika sebuah posisi buy/sell stop loss nya 30 pips, maka minimal take profitnya 60 pips. Jangan malah sebaliknya, stop loss 60 pips tapi take profit 30 pips.

Dalam berdagang, perdagangan apapun itu, untung rugi sebenarnya merupakan hal yang lumrah atau biasa. Asal porsentase keuntungan lebih besar dari  kerugian dalam periode waktu tertentu. Nah disinilah management money sangat menentukan. Misalnya saya trading forex dalam sebulan saya entry sebanyak 40 kali dengan jumlah lot yang sama, jika 20 kali saya win dengan take profit masing-masing 50 pips, dan 20 kali saya loss dengan masing-masing 25 pips, saya masih untung 500 pips. Dengan hitung-hitungan sebagai berikut:
Win 20x50 = 1000 pips
Loss 20x25= 500 pips
1000-500= 500 pips

Nah mari kita mulai lagi. Hitung-hitungan diatas berarti saya sedang menerapkan management money 1:2 (satu banding dua).  Artinya, trading yang baik adalah ketika kita ingin entry posisi baik sell ataupun buy, kita sudah menghitung peluang profit yang minimal 2 kali lebih besar dari kemungkinan loss. Karena itu, kang gun, seorang trader senior Indonesia dalam sebuah kesempatan didalam forum forex yang dia asuh, pernah menulis yang kira-kira begini: “anda boleh saja entry buy/sell dimana saja, asalkan tau dimana meletakkan stop loss nya”. Stop loss sangatlah penting karena disanalah dana yang siap kita resikokan. Lalu hitunglah peluang profitnya. Jika ternyata resiko lebih besar  dari peluang maka keputusan terbaik yang kita ambil adalah mengabaikan atau menahan keinginan entry posisi.


Dalam system trading SnR, kita buy di area support (lembah) dan meletakkan stop loss nya 10-20 pips dibawah garis support. Dan meletakkan take profit di area resistance (puncak). Karena kita prediksikan harga akan naik menuju area resistance. Jadi antara garis support dan resistance itu adalah ruang gerak harga. Maka hitunglah berapa pips dari entry buy kita (support) ke harga dimana kita meletakkan take profit (area resistance). Hitung pula jarak entry buy kita ke titik harga dimana kita meletakkan stop loss. Dengan begitu kita akan tau sebesar apa dana yang kita resikokan dan sebesar apa probabilitas keuntungan yang dimungkinkan.   Jika stop loss hanya 30 pips misalnya, sedangkan analisa kita mengatakan harga akan naik sampai di area resistance sebesar 90 pips. Bisa dikatakan kita sudah merencanakan bisnis yang baik. Karena kita hanya meresikokan 30 pips untuk memperoleh profit 90 pips atau satu banding tiga (1:3). Nah jika kita trading dengan mencari set up yang probabilitasnya tinggi saja, 1:2 atau 1:3 misalnya, walaupun analisa kita salah dua atau tiga kali, akan tertutupi hanya dengan satu kali trading saja. Lihat gambar berikut:


Lihat, dengan entry yang tepat di area resistance kita hanya akan meletakkan stop loss 25an pips diatas garis resistance tapi ada ruang yang cukup lebar antara resistance dan support yang sebesar 88 pips, jadi kita bisa leluasa meletakkan take profit yang jauh lebih besar dari stop loss, bisa 50 pips atau lebih (1:2 atau lebih). Atau seperti gambar dibawah ini:


Disini kuncinya adalah kesabaran menunggu set up terbaik. Jangan pernah mengejar harga yang sudah berjalan cukup jauh dari area Support dan Resistance. Meminjam istilah kang gun, harga itu seperti bus umum, dan area-area support dan resistance adalah halte-haltenya. Cukup tunggu bus tersebut di haltenya (area SnR), Jika kita jatuh atau terpeleset (kena SL), tidak terlalu sakit atau parah (resiko kecil) karena bus sedang berhenti. Tapi jika bus sedang melaju kencang dan kita memaksa naik maka kemungkinan jatuh dan luka parah sangat dimungkinkan, apalagi jika tak terbiasa.

Selanjutnya, perhatikanlah lot ketika bertrading. Sebaiknya gunakan 2% atau 3% saja  dari total balance anda untuk trading. Maksudnya begini, jika balance sobat $1000, maka 3% persen dari $1000 adalah $30. Jika stop loss sobat 30 pips maka lot yang sobat gunakan adalah 1 lot mini/parsial dengan harga per-pipnya $1. Seandainya sobat trading 5 kali loss berturut-turut, sisa balance sobat masih $850, tentu saja mental sobat akan down, tapi tidak akan seberapa jika dibandingkan sobat trading menggunakan 9% dari total balance. 9% dari dari $1000 adalah $90. Jika stop loss sobat 30 pips maka lot sobat adalah 3 lot/$90. Jika 5 kali berturut-turut trading sobat loss, maka sisa balance sobat tinggal $550. Pada dua situasi diatas, tentu yang kedua lebih membuat tekanan psikologis yang lebih besar. Yaitu tekanan ingin mengembalikan $1000 lagi dengan senjata balance tersisa hanya $550, tentu lebih ringan mengembalikan $1000 lagi dengan sisa balance yang masih ada $850.  Keadaan psikologis trader yang tertekan dan emosi yang tak terkontrol akan mempengaruhi pula tingkat ketajaman analisa pasar. Semoga bisa menjadi renungan..

Cara Memilah Pinbar

Analisa Teknikal 6
Pinbar

Bagi trader pecinta candlestick, pasti akan akrab dengan pinbar. Munculnya Pinbar menjadi salah satu konfirmasi  bagi trader untuk entry posisi. Pinbar adalah suatu candle yang mewakili pergerakan harga dalam suatu periode tertentu dimana ia memiliki shadow yang panjang dan body candle yang kecil. Ini menunjukkan bahwa ada pertempuran antara buyer dan seller dan kemudian dimenangkan oleh salah satunya. Lihat gambar dibawah ini untuk lebih jelasnya:



Gambar sebelah kiri menunjukkan adanya pertempuran antara buyer dan seller yang kemudian dimenangkan oleh seller, dalam situasi seperti kita boleh mengambil entry posisi sell. Sebaliknya yang sebelah kanan, probabilitas pergerakan harga lebih kepada bullish. Dengan gambar diatas, saya harap sudah cukup jelas apa yang kita maksud dengan pinbar. Pada gambar sebelah kiri, Jika body candel bullish (hijau), apakah juga di sebut pinbar? Begitu sebaliknya gambar  sebelah kanan jika body candlenya bearis (putih), apakah juga bisa disebut pinbar?. Jawabannya IYA. Yang perlu diperhatikan disini adalah candle tersebut memiliki shadow yang panjang dan body yang kecil, tidak peduli bodynya bullish atau bearish. Gambar diatas hanyalah contoh yang kebetulan pibar bershadow atas dan body-nya bearish dan pinbar bershadow bawah body-nya bullish.  

Memilah Pinbar
Tidak semua pinbar dapat kita jadikan sebagai basis entry, kita harus memilah pinbar yang dapat dijadikan sebagai basis entry buy/sell. Pertama, kita harus memastikan ukuran shadow pinbar tersebut. Pinbar ada disetiap timeframe, semakin besar timeframe (tf)nya, semakin besar pula ukuran shadow yang kita butuhkan. Untuk tf h1, saya mematok ukuran shadow pinbarnya tidak boleh kurang dari 20 pips dengan body dibawah 7 pips. Untuk tf h4, ukuran shadow diatas 40 pips dengan body candle dibawah 10 pips. Contoh dapat dilihat pada gambar diatas.

Kedua, bentuk market sebelum pinbar muncul. Jika market sedang sideway atau flat atau lurus rata saja lalu muncul pinbar, maka pinbar seperti ini sebaiknya diabaikan saja. Lihat gambar dibawah ini:


Pada gambar diatas ada banyak sekali pinbar, tapi setiap pinbar yang muncul tidak disertai dengan bentuk market yang naik atau turun alias market sedang dalam masa konsolidasi atau sideway/flat. Pinbar yang baik adalah pinbar yang sebelum kemunculannya disertai bentuk market naik atau turun. Misalnya ketika kita menemukan  sebuah pinbar bershadow atas, dan bentuk market sebelumnya adalah naik/up sehingga kita prediksikan membentuk puncak, dan pinbar tersebut tepat  berada di puncak, maka dapat kita maknai bahwa pinbar tersebut merupakan akhir dari pergerakan naik dan akan segera berbalik arah. Begitu pula sebaliknya jika kita menemukan pinbar bershadow bawah. Perhatikan gambar dibawah ini:


Selanjutnya yang ketiga adalah posisi. Akan lebih baik jika pinbar berada tepat di area support dan resistance, silahkan baca postingan sebelumnya tentang support dan resistance jika sobat belum memahaminya. Jika pinbar bershadow atas muncul tepat diarea resistance maka itulah pinbar yang bagus sebagai basis entry sell. Jika pinbar bershadow bawah muncul tepat berada di area support maka itu menjadi basis entry buy. Selain area SnR, perhatikan juga trend. ketika tren sedang naik misalnya, lalu market turun dan ada pinbar disana di area RBS misalnya, maka itulah basis entry buy terbaik. Berikut contoh gambar posisi pinbar yang bagus dijadikan sebagai basis entry:




Jadi urutannya, ketika kita menemukan pinbar ukurlah terlebih dahulu berapa pips shadownya, lalu amati bagaimana bentuk market sebelum pinbar muncul dan terakhir dimana posisinya. Ingat selalu ukuran, bentuk, dan posisi pinbar. Jika anda sudah merasa yakin untuk open posisi buy/sell, jangan lupa pasang stop loss 5-10 pips diatas atau bawah shadow pinbar. Pinbar yang harus kita waspadai adalah (1) pinbar yang muncul ketika market sedang sideway/flat, (2) pinbar yang melawan trend market. (3) pinbar yang muncul setelah candle panjang (silahkan baca postingan sebelumnya tentang momentum harga). Berikut beberapa gambar dimana pergerakan market setelah pinbar tidak berbalik arah:



Silahkan berlatih menggambar chart dan amati apa yang terjadi setelah muncul pinbar. Lalu mulailah membuat pengelompokan pinbar yang bagaimana (ukuran, bentuk, posisi) yang paling bagus untuk dijadikan basis entry, insyallah sobat akan menemukan pinbar dengan prediket A1 (first class), A2 dan seterusnya. Selamat mencoba, semoga bermanfaat.. 

Momentum Harga dan SnR

Analisa Teknikal 5
Momentum Harga dan SnR

Momentum adalah situasi dimana harga bergerak dalam volume yang besar, seringkali di sertai pula dengan pergerakan yang cepat. Misalnya eur/usd yang rata-rata volume pergerakan perharinya 90-130 pips, tapi disuatu hari (jum’at misalnya), volumenya mencapai 250 pips atau lebih. Dalam situasi seperti ini, sangat disarankan kita mengambil posisi yang sama dengan momentum yang sedang terjadi. Jika momentumnya naik atau bullish, maka yang mesti kita cari adalah level support terbaik. Sebaliknya, jika momentum yang sedang terjadi adalah bearish maka level resistance-lah yang kita cari.


Kenapa demikian?, karena momentum harga menunjukkan ketidakseimbangan supply and demand. Pada grafik harga yang kita lihat di chart, momentum harga dapat kita tandai dengan melihat harga yang menembus (break) level support dan resistance, untuk yang ini sudah kita ulas pada postingan sebelumnya (klik disini: ). Selain itu momentum juga biasanya ditandai dengan candle panjang. Ketika momentum harga terangkum hanya dalam satu candle  yang sangat panjang, maka biasanya harga selanjutnya akan terus mengikuti arah candle panjang tersebut. Mari lihat gambar aud/usd tf h1 dibawah ini:


Perhatikan candle panjang aud/usd tf h1 diatas. Panjang candle tersebut mencapai 200 pips. Jelas candle tersebut menunjukkan momentum harga bearish yang kuat, ia juga menembus level support sebelumnya dengan sangat dominan. Apa yang harus kita lakukan ketika berhadapan dengan situasi seperti ini? Pertama, menahan diri untuk tidak mengambil posisi yang berlawanan dengan momentum, karena itu sangat berbahaya, nasehatilah tangan anda untuk tidak gatal hehe... Kedua,  sikap yang paling aman adalah tidak mengambil posisi apapun (ya iyalah hehe). Amati saja dulu apa yang terjadi selanjutnya.


Jika yang terjadi selanjutnya adalah harga terus bergerak searah dengan candle panjang tersebut, maka sejauh mana pergerakannya. Jika cukup jauh dari close candle panjang itu maka harga dimana candle panjang close bisa dijadikan sebagai level support dan resistance (pada gambar diatas adalah level resistance). Yuk kita amati lagi gambar chart seperti dibawah ini:


Perhatikan, candle panjang pada gambar diatas close diharga 0.93415, lalu kita tandai area tersebut dengan meletakkan garis horizontal (garis kuning). Karena harga setelah  candle panjang terus menghujam kebawah sampai 180 pips, maka garis horizontal tadi sudah sah menjadi garis resistance. Maka ketika harga full back atau bounce atau kembali lagi ke area garis horizontal kuning (0.93415/resistance 1) tadi, maka saat itulah kita entry sell dengan peluang profit 180 pips. Jangan pernah lupa memasang stop loss sekitar 20-30 pips diatas garis resistance.

Lalu bagaimana jika harga setelah candle panjang berbalik arah atau bergerak melawan candle panjang tersebut?. Letakkanlah garis harisontal di open candle panjang dan di close candle panjang. Amati harga ketika mendekati atau menyentuh garis open candle panjang, disana tempat yang tepat untuk entry posisi. Jika candle panjang adalah bearish maka sell, jika candle panjang bullish maka buy. Gunakan open candle sebagai titik entry dan close candle sebagai titik take profit. Lihat gambar berikut:


Selamat berlatih. Selamat mencoba. Semoga bermanfaat

Mencari Level Entry

Analisa Teknikal 4
Entry?

Postingan kali ini kita akan mencoba mengulas bagaimana, dimana dan kapan waktunya kita entry buy/sell. Tulisan ini merupakan kelanjutan dari rangkaian tulisan-tulisan sebelumnya, yaitu pembahasan analisa teknikal yang paling umum digunakan oleh para trader. Bisa disebut pula sebagai system trading, yang sebenarnya ini pula system trading saya. Sah-sah saja jika orang lain atau anda menggunakan system trading yang lain yang anda anggap profitable, lebih nyaman dan tentu saja sesuai dengan style dan karakter anda. Karena bagaimanapun, sebuah system trading yang sama belum tentu sesuai dan nyaman saya gunakan tapi sesuai pula dengan anda. Satu lagi, bahwa system trading ini saya rangkum dan diuraikan kembali dari beberapa tulisan yang bertebaran di internet. Mereka para pemberi ilmu telah memberi manfaat kepada saya, itu pula yang ingin saya coba lakukan.

Baik, kita langsung ke pokok pembahasan kita kali ini. Tapi sebelumnya, saya harap anda sudah memiliki managemen resiko yang kuat sebelum menerapkan system trading apapun (silahkan merujuk pembahasan manajemen resiko di blog ini jika anda belum memiliki gambarannya). Kok jadi ngalor-ngidul lagi ya, hehe..baik, sebelum entry buy/sell urutan analisanya adalah seperti urutan tulisan yang saya buat. Pertama yang harus terlebih dahulu dipastikan adalah TREND. Pastikan dulu apa trend market saat ini, jika trend sedang naik (bullish), yang harus anda lakukan adalah mencari level support. Artinya, ketika trend sedang naik kita hanya mencari posisi yang tepat untuk buy saja. Dengan begitu berarti kita trade with trend, kecuali jika anda sudah mahir bolehlah mengambil kesempatan saat koreksi. Tapi bagi pemula sangat saya sarankan untuk mengambil posisi yang searah saja dengan trend.

 


  

Kedua, tentukan dimana level supportnya dengan memberi garis horizontal, jika trend sedang naik. Dan tentukan level resistance-nya  jika trend sedang turun. Tentukan juga SBR/RBS-nya. Mari kita lihat lagi gambar diatas yang sudah kita buat level-level SnR dengan garis horizontal dibawah ini:




Chart diatas adalah tf h4 usd/chf. Anda dapat menggunakan pasangan mata uang manapun dan tf apapun. Gunakanlah tf yang lebih besar untuk menentukan trend, lalu entry di tf yang lebih kecil. Misalnya menggunakan tf h4 sebagai acuan lalu entry di tf h1. Atau menggunakan tf h1 sebagaai acuan trend lalu mencari set up di tf m15. Semakin kecil tf yang anda gunakan semakin banyak set up yang ada. Usahakan gunakan manajement resiko yang menguntungkan. Misalnya 1:2. Artinya, jika stop loss anda 20 pips berarti take profit anda minimal 40 pips. Dengan begitu berarti anda meresikokan 20 pips untuk mendapatkan 40 pips, jangan malah sebaliknya. Selamat mencoba, semoga bermanfaat.

Berikut gambar tambahan sebagai gambaran tentang management money:


Perhatikan. Jika kita sell tepat di garis resistance maka resiko kita akan lebih kecil. Buatlah toleransi sekitar 20 pips diatas garis resisten sebagai stop loss, sebesar itulah dana yang siap kita resikokan, pada gambar diatas saya beri tanda garis merah sebagai area stop loss. Lalu hitung pula peluang profit yang logis yang mungkin kita dapatkan. Sesuai analisa harga akan menyentuh atau mendekati area support, pada gambar diatas ruang antara support dan resistance sekitar 80 pips. Pasanglah take profit 40 pips keatas. Jadi dengan demikian kita meresikokan 20 pips untuk mendapatkan  40 pips (1:2), 60 pips (1:3) atau bahkan 80 pips (1:4). Lebih luas nanti akan dibahas tersendiri. Salam sukses selalu.




Break Out dan SBR/RBS

Analisa Teknikal 3
Break Out dan SBR/RBS

Dalam bahasan sebelumnya pada topic support dan resistance, saya telah banyak menyebut bahwa garis support dan resistance (selanjutnya akan disingkat dengan SnR) akan terus berlaku selama garis itu tidak ditembus oleh harga secara dominan, nah ketika harga menembus level support dan resistance inilah yang kita maksud dengan break out. Dan ketika harga memantul (tidak bisa menembus) di area support dan resistance disebut rejected atau ditolak. Mari kita perjelas terlebih dahulu istilah-istilah tersebut diatas dengan gambar dibawah  ini:



Coba perhatikan area support dan resistance pada char eur/jpy h4 diatas, kotak pertama dari kiri tanggal 11-15 maret 2013. Garis kuning putus-putus adalah garis resistance, dan garis kuning tebal adalah garis support. Perhatikan bagaimana harga ketika menyentuh atau mendekati level tersebut. Pada bagian yang saya beri tanda kotak merah panjang adalah dimana harga tidak dapat menembus (break) garis SnR, atau ditolak (rejected) untuk memantul kembali ke area SnR sebelumnya. Begitu pula pada kotak kedua pada tanggal 18-22 maret.

Break out terjadi pada kotak ketiga, dimana harga menembus garis support, pada chart diatas dapat kita lihat level support ditembus (break) oleh satu candle yang panjang. Pada gambar diatas saya tandai dengan lingkaran kuning. Sebenarnya pada gambar chart diatas ada dua kali break, tapi break yang pertama ditembus oleh GAP akhir pekan. Pembahasan gap dan break out oleh gap akan kita ulas dilain waktu saja.

Nah umumnya, level SnR jika ditembus oleh harga, ia akan melanjutkan pergerakannya. Misalnya level resistance ditembus oleh harga maka perkiraannya harga akan terus naik menjauhi garis resistance yang ditembus tadi, dan garis resistance tersebut berubah fungsi menjadi garis support, ini yang disebut sebagai Resistance Become Support (RBS)

Resistance Become Support (RBS) dan Support Become Resistance (SBR)
Seperti sudah saya singgung sekilas diatas, level resistance jika ditembus oleh harga lalu harga menjauh dari level resistance tersebut, maka garis resistance itu berubah fungsi menjadi level support. Pun begitu sebaliknya, jika support ditembus oleh harga, lalu harga terus menghujam kebawah menjauhi level support yang ditembus tadi, maka garis support yang sudah kita buat sebelumnya berubah fungsi menjadi level resistance (SBR). Saya perjelas lagi, bahwa harga yang menembus area resistance itulah yang kita sebut sebagai break out, ketika sebuah level resistance sudah dibreak secara dominan oleh harga maka level resistance tersebut berubah fungsi menjadi support. Mari perhatikan gambar dibawah:


Semakin jelas bukan. Setelah melihat gambar diatas, kita tau dimana level harga yang akan dituju oleh market. Berlatihlah membuat gambar seperti diatas, tentukan garis-garis support dan resistance-nya, amati bagaimana harga ketika mendekati atau menyentuh garis SnR, reject kah? Atau break out kah? Jika break out, sejauh mana harga bergerak setelah break out? Dan apa yang terjadi ketika harga kembali ke level SnR yang telah dibreak sebelumnya. Berlatih terus dan terus, abaikan dulu bagaimana dan dimana harus entry. Setelah mahir, kita akan tau  bagaimana harga bergerak, jika sudah begitu, maka urusan entry menjadi hal yang mudah. Dilain kesempatan kita akan ulas untuk topic ini. Selamat mencoba, semoga bermanfaat..


Mengenal Support dan Resistance

Analisa Teknikal 2
Support dan Resistance

Tulisan ini adalah kelanjutan tulisan yang saya posting sebelumnya tentang trend. sebelum membaca tulisan tentang support dan resistance ini, saya harap sobat sekalian  sudah membaca postingan sebelumnya tentang trend atau bisa klik link ini: http://yuk-belajarforex.blogspot.com/2013/06/apa-itu-trend-mari-mengenal-trend.html

Sebenarnya ada banyak cara untuk menentukan support dan resistance, seperti menggunakan Pivot dan hitungan matematis lainnya yang rumit. Tapi disini saya lebih prefer dengan yang lebih simple dengan menggunakan garis horizontal dan trendline. Ok kita langsung saja. Sederhananya Support itu adalah batas bawah dimana para seller melepas posisinya (taking profit) dan para buyer bersedia membeli. Sebaliknya, resistance adalah batas atas dimana pada level itu para buyer melepas posisi buy-nya. Saat kita membahas apa itu trend, kita sudah mengenal istilah puncak dan lembah, nah puncak dan lembah inilah yang kita manfaatkan sebagai batas atas dan batas bawah itu. Mari lihat gambar ilustrasi dibawah ini:


perhatikan gambar diatas, dari lembah 1 (L1) kita tarik garis horizontal kekanan, nah disitulah level supportnya. Lihat pula puncak 1 (p1) lalu tarik garis horizontal ke kanan, nah disitulah garis resistance-nya. Baik garis support maupun resistance akan tetap berlaku sepanjang tidak di tembus oleh harga selanjutnya. Mari kita lihat gambar usd/chf berikut:



Coba perhatikan bagaimana sebuah puncak dari suatu harga jika kita tarik garis horisontal menjadi tembok pembatas yang kuat yang sulit untuk ditembus oleh harga, sehingga harga selanjutnya memantul lagi kebawah, garis pembatas atas tersebut disebut area resistance. Begitu pula lembah suatu harga menjadi tembok kuat sebagai pembatas bawah sehingga harga memantul lagi keatas, inilah dia yang disebut support.

Cara selanjutnya untuk mengenal support dan resistance adalah dengan menggunakan garis trend line. Garis trend line ini menghubungkan antara satu puncak ke puncak selanjutnya untuk menentukan resistance dari tren turun. Dan menghubungkan satu lembah ke lembah selanjutnya untuk menentukan support dari trend naik. Perhatikan gambar berikut:






Dalam menentukan area support dan resistance dengan menggunakan trendline ini minimal kita harus menemukan dua buah puncak atau dua buah lembah lalu menghubungkan kedua ujungnya. Dengan begitu berarti kita hanya bisa memanfaatkan lembah atau puncak ketiga dan seterusnya untuk entry buy atau sell, sepanjang garis trendline (support n resistant) tidak ditembus oleh harga secara dominan.


Untuk cara entry akan kita bahas pada topic berikutnya. Untuk mengasah kemahiran anda dalam menentukan area support dan resistance baik menggunakan horizontal line maupun trendline, maka berlatihlah dengan menggambar seperti gambar diatas sebanyak mungkin. Amati bagaimana harga ketika menyentuh atau mendekati garis tersebut. Selamat mencoba, semoga bermanfaat.    


Apa itu trend? Mari mengenal trend..

Analisa teknikal 1
Apa itu trend? Mari mengenal trend..

Dalam tulisan ini sesuai judulnya kita akan belajar mengenal trend harga dalam forex. Meskipun pembahasan serupa juga banyak bertebaran di internet, tapi pengalaman saya dulu waktu pertama belajar forex, saya mengalami kesulitan memahami trend. Disini saya akan berusaha memberikan penjelasan dengan bahasa yang sesederhana mungkin. Semoga bermanfaat nantinya, atau paling tidak bisa sebagai tambahan informasi bagi sobat sekalian.

Ok. Kita langsung ke pokok pembahasan. Anda pernah dengar bukan, pepatah para trader yang mengatakan “trend is your friend”?. Ya, trend adalah temanmu. Jadi trend memang harus dijadikan teman bukan untuk dilawan. apa itu trend? Kalau dalam kehidupan sehari-hari kita juga sering menemukan istilah ini. Trend adalah keadaan dimana suatu hal sedang digemari. Dalam fashion misalnya ada trend orang pake celana jeans pensil, atau rompi, tablet, android dll. Dalam market forex trend adalah suatu keadaan dimana orang-orang (traders) sedang menggemari untuk mengambil posisi tertentu (buy atau sell). Untuk lebih jelasnya mari kita lihat gambar dibawah ini:  






Gambar diatas adalah usd/chf tf h4. Kita dapat melihat trend naik, bagaimana harga market naik ke atas dan kemudian turun untuk melakukan koreksi lalu naik lagi. Sehingga disana membentuk puncak dan lembah. Begitu pula sebaliknya ketika terjadi trend turun. Dibawah ini saya berikan gambar ilustrasi untuk memperjelas keterangan ini:


Seperti gambar diatas itulah yang saya sebut sebagai puncak dan lembah. Pergerakan market forex atau perdagangan lainnya, jika digrafikkan akan selalu terjadi gelombang puncak-lembah seperti diatas. Market ketika bergerak keatas atau trend naik (up trend) atau ke bawah (trend turun/down trend) tidak bergerak lurus seperti eskalator, tapi bergelombang seperti tangga. Lalu bagaimana kita memastikan sebuah trend sedang turun atau naik? Mari kita lanjutkan..

Trend naik  dan trend turun (up trend/down trend)
Dari gelombang pergerakan harga market yang kita ibaratkan seperti tangga diatas, lalu dapat kita identifikasi puncak dan lembah. Sebuah tren dapat disebut sebagai trend naik ketika ada puncak yang lebih tinggi dari puncak sebelumnya dan ada lembah yang lebih tinggi dari lembah sebelumnya, dan begitu seterusnya. Begitu pula sebaliknya, tren turun adalah ketika ada lembah yang lebih rendah dari lembah sebelumnya dan ada puncak yang lebih rendah dari puncak sebelumnya. Lebih jelasnya lihat gambar dibawah ini:




Secara umum, jika kita melihat history market forex yang telah lampau, kita pasti akan menemukan pola pergerakan harga yang bergelombang seperti diatas, yang tentu saja tidak sama persis seperti gambar diatas. Namun dapat dipastikan setiap grafik chart yang kita lihat baik itu di TF yang paling kecil (m1) sampai sampai TF paling besar (w1) pasti membentuk pola bergelombang baik itu ketika sedang terjadi tren naik maupun turun. Untuk menghindari dari keterjebakan trend sementara, disarankan agar melihat TF yang lebih besar, minimal tf4. Tapi apapun itu, terpulang dengan style trading anda.


Sekali lagi saya ulangi, Yang perlu diperhatikan untuk menentukan trend adalah mengidentifikasi puncak dan lembah, puncak lebih tinggi dan lembah lebih tinggi untuk trend naik (up trend). Dan indentifikasi puncak-lembah, dan puncak lebih rendah dan lembah lebih rendah untuk memastikan trend turun (down trend). Berlatihlah menggambar grafik harga lalu identifikasi puncak-lembah seperti gambar diatas untuk menentukan sebuah trend, sampai masuk ke alam bawah sadar anda. Jika hal itu terjadi, dikemudian hari dengan hanya melihat chart saja anda sudah dapat menangkap trend sedang apa saat ini. Sehingga keputusan trading anda sesuai dengan trend. Selamat mencoba, semoga bermanfaat.